profile



SEJARAH SINGKAT LAHIRNYA MADRASAH MASALIKIL HUDA TAHUNAN

Pada tahun 1883, lahir seorang putra dari pasangan suami istri keluarga Mbah Sarjono dengan ibu Nyai Wagirah. Putra yang sangat di tunggu kelahirannya tersebut diberi nama ABU SUJAK (yang kemudian menjadi seorang ulama’ dengan nama K.H. Abu Syujak). Beliau mempunyai satu orang kakak perempuan bernama Ibu Wuryan dan satu orang adik laki-laki bernama H. Mawardi. Sejak kecil beliau diasuh dan di didik secara langsung oleh ayahandanya dengan pendidikan Agama Islam dengan penanaman aqidah yang sangat kuat, dengan harapan kelak kemudian menjadi manusia yang berguna bagi nusa, bangsa dan agama.
Pada usia 15 tahun (tepatnya tahun 1898 M) beliau dikirim oleh ayahanda untuk mengenyam pendiddikan Pesantren. Saat itu pilihan ayahanda beliau untuk mengirim putranya jatuh pada Pondok Pesantren Bulu Manis, Tayu Wetan, yang di asuh oleh almarhum K.H. Sholeh Amin bin K.H. R. Asnawi (ayahanda K.H. Muhammad Amin Sholeh Bangsri).
Selama kurun waktu 25 tahun (1898 – 1923), beliau menimba ilmu-ilmu agama di tiga Pondok Pesantren, yaitu:
1.     Pondok Pesantren Bulu Manis, sekarang dipimpin oleh K.H. Mujib Sholeh (adik kandung K.H. M. Amin Sholeh bin K.H. Sholeh Amin).
2.     Pondok Pesantren Darul Ulum Tebuireng  Jombang Jawa Timur
3.     Pondok Pesantren RoudlotulMubtadi’in Balai Kambang, Mayong Jepara (sekarang menjadi wilayah Kecamatan Nalumsari), sekarang dipimpin oleh K.H. Hayyatun Abdullah bin Abdullah Hadziq bin Hasbullah Hadziq.
Sepulang dari menimba ilmu dari beberapa Pondok Pesantren tersebut, beliau langsung mengamalkan ilmu yang didapatnya untuk memberikan pelajaran kepada masyarakat Tahunan, langkah beliau diawali dengan memberikan pelajaran mengaji Al-Qur’an pada anak-anak yang dipusatkan di serambi Surau (sekarang Masjid Al-Masy’arul Mujahidin Kauman Tahunan Jepara)
Dua tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1952 M. beliau menikah dengan seorang putri bernama Siti Fatimah (putri Mbah Astro Tamsir dengan Mbah Rebinah). Karena sudah mempunyai tanggungan keluarga, maka beliau mencari nafkah dengan berdagang kain jarit dan sarung, di samping tetap mengajar anak-anak mengaji ilmu-ilmu agama.
Dalam kurun waktu 3 tahun, usaha perdagangannya tidak menampakkan hasil yang cukup berkembang tetapi mengalami kegagalan yang pada akhirnya beliau menghadap pada gurunya, yaitu K.H. Sholeh di Tayu untuk meminta nasehat.
Oleh sang guru beliau diberi nasehat dan petunjuk agar mengelola pendidikan agama pada anak-anak.
Pada tahun 1982 K.H. Abu Sujak mulai merintis pendidikan dengan mengumpulkan anak-anak untuk diajar dan di didik pendidikan agama Islam yang ditempatkan di sebuah rumah milik Mbah H. Abdul Manan – Mbah Tasminah ( sebelah utara Masjid Al Masy’arul Mujahidin Tahunan).
Pendidikan pada saat itu dibagi menjadi empat bagian, yaitu:
1.     Shiffir Awwal A
2.     Shiffir Awwal B
3.     Shiffir Tsani
4.     Shiffir Tsalits
Murid pertama pada waktu itu antara lain:
1.     Parisan (sekarang Bpk. H. Parisan, Tahunan)
2.     Syu’aib (sekarang Bpk. H. Syu’aib, Langon, Tahunan)

Dalam memberikan materi pelajaran, beliau dibantu oleh para ustadz yang mempunyai kepedulian yang besar terhadap kemajuan pendidik Islam, yaitu: Kyai Kurdi, dan Ustadz Ro’is
Ketika pendidikan berjalan dua tahun, terdengar oleh warga masyarakat desa tetangga, maka anak-anak mereka dimasukkan ke tempat pendidikan yang di pimpin oleh K.H. Abu Syujak, sehingga rumah/ tempat belajar mengaji tidak dapat menampung anak-anak yang berminat belajar.
Untuk dapat menampung anak-anak yang belajar yang semakin hari semakin banyak, oleh kakak belaiu (Mbah Wuryan) dibelikanlah rumah yang yang beratapkn welit (daun rembulung), Rumah tersebut dibuat untuk sekolah Arab (sekarang Madrasah) yang didirikan diatas tanah beliau (H.Abu Sujak) yang di kemudian hari tanah tersebut diwakafkan oleh H.Ahmad suyuti (Putra H.Abu Sujak) untuk Madrasah (sekarang ditempati MA Masalikil Huda)
Minat dan perkembangan para anak yang ingin memperdalam ilmu-ilmu agama mulai Nampak. Maka, atas inisiatif K.H. Abu Sujak dijadikan hari untuk dimulainya perkembangan pendidikan di desa Tahunan yang pada akhirnya diputuskan bahwa tanggal:

15 MEI 1931 M, sebagai tanggal:
BERDIRINYA MADRASAH MASALIKIL HUDA TAHUNAN  JEPARA

Pada saat itu pendidikan masih menggunakan system SHIFFIR, yang dibimbing oleh beberapa guru, dan dipimpin langsung oleh K.H. Abu Syujak. Sedangkan beberapa dewan guru yang lain adalah:

1.     Kurdi
2.     Ustadz Ro’is
3.     Ahmad Zawawi,
4.     Ustadz Muhammad Nur

Pada tahun 1983 M. K.H. Abu Syujak berkenan mengambil menantu kepada salah seorang muridnya yaitu K.A. Zawawi untuk dinikahkan dengan putri sulungnya yang bernama Sukhainah (sekarang Ibu Nyai Hj, Sukhainah)
Proses pendidikan dengan menggunakan sistem Shiffir pada waktu itu berjalan dengan baik, bahkan dapat dikatakan bahwa “Pendidikan pada masa ini mengalami kemajuan yang relative pesat”, sehingga mengalahkan sekolah Jowo (sekarang Sekolah Dasar/SD). Hal ini disebabkan antara lain:

1.     Sistem/ metode yang diterapkan sangat tepat
2.     Para ustadznya mempunyai ilmu yang relative cukup
3.     Tempat yang strategis
4.     Pelaksanaan/ Waktu Sekolah yang Masuk Pagi
Karena perkembangan yang cukup pesat, sehingga Pemirintah Hindia Belanda melarang sekolah Arab Masuk Pagi,  bahkan hal ini telah dilaporkan oleh pihak Kolonial sampai ke Pengadilan di putuskan, bahwa: Sekolah Arab/ Madrasah Diperbolehkan masuk Pagi, dengan syarat Pada sore harinya murid-murid harus masuk sekolah jowo/Sekolah Rakyat (SR)
Di antaranya murid yang mengikuti sistem ini antara lain:
1.     Samrotul Fu’ad (sekarang Drs. K.H. Fuadi Nor, Alm)
2.     Muhtarom (sekarang K.H. Amin Muhtarom)
3.     Affandi (sekarang H. Affandi)
4.     Maftukhin (sekarang H. Maftukhin)
5.     Dan lain-lain
Pada zaman Pemerintah Kolonial Hinda Belanda, banyak terjadi hambatan yang sengaja diciptakan, antara lain: Diharuskannya para murid untuk mengikuti upacara pada tiap hari Senin, yang pada waktu itu memang menjadi satu hal yang sangat bertentangan. Di samping juga tidak bermanfaat, karena setelah pelaksanaan upacara para murid disuruh menunggu di dalam kelas sekolah jowo sampai pelajaran selesai. Sehingga pada akhirnya murid-murid tidak mau mengikuti upacara lagi.
Mulai tahun 1945 M. Pendidikan Madrasah ditingkatkan menjadi Madrasah Ibtida’iyah, dengan mengambil nama: Masalikil Huda di kandung maksud agar dalam melaksanakan dan menyelenggarakan pendidikan senantiasa mendapatkan petunjuk jalan yang benar-benar diridhai oleh Allah SWT.
Kelas Madrasah Ibtidai’yah ini menyelenggarakan program pendiddikan mulai dari Kelas 1  s/d Kelas VI . Dan menjadi kewajiban bagi murid yang telah lulus dari Shiffir Tsalits untuk melanjutkan ke kelas 1 Madrasah Ibtida’iyah “Masilikil Huda” Tahunan  Jepara.
Di usia yang semakin senja, K.H. Abu Syujak merasa perlu untuk melanjutkan perjuangan yang telah dirintisnya. Oleh karena itu, kepala Guru yang semula dipegang oleh beliau dipercayakan kepada putra menantunya yaitu:  K.H. ZAWAWI. Satu Tahun Kemudian, tepatnya pada tahun 1946 M. KH. ABU SYUJAK Berpulang kerahmatullah (Innalillahi Wainnaa Ilaihi Raji’un)
Empat tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1948 putra ke-4 beliau yang bernama : KH. A. Suhaimi (adik dari KH. A. Suyuti) juga berpulang ke Rahmatullah. KH. Suhaimi yang memang belum menikah mempunyai warisan tanah dari Ayahandanya (KH. Abu Syujak), oleh saudaranya yang bernama KH. A. Suyuti tanah warisan yg seharusnya menjadi hak beliau (KH. A. Suyuti ) tersebut diwakafkan untuk perluasan Madrasah (dengan sertifikat wakaf  nomor : 710, luas 400 m2)
Madrasah dalam sejarah perjalanannya mengalami kemajuan pesat, terbukti murid Madrasah terdiri 14  desa (Tahunan dan sekitarnya, meliputi 3 Kecamatan). Hal ini didukung oleh kurikulum Madrasah yang mempunyai spesifikasi (ciri dan corak) tersendiri dalam menerapkan pelajaran, khususnya di bidang keagamaan yang sangat menonjol, sehingga dapat menarik simpati  para orang tua / wali murid.
Para alumni Madrasah Ibtida’iyah “MASALIKIL HUDA” dari keluarga yang mampu kebanyakan melanjutkan ke Pondok Pesantren, sedangkan yang tidak/ kurang mampu dapat memanfaatkan dan mengamalkan ilmu yang diperolehnya untuk mengajar disurau-surau dan menjadi Kyai di kampung setempat.
Dari keadaan yang demikian,  K. A. Zawawi berinisiatif mendirikan sekolah Guru pada tanggal 8 Maret 1962 yang disebut Madrasah Mu’alimin/Mualimat yang dikandung maksud untuk menampung anak-anak yang tidak mampu melanjutkan ke Pondok Pesantren sekaligus meningkatkan ilmu pengetahuan Masyarakat.
Pada awal berdirinya, Madrasah Mu’alimin/Mu’alimmat masuk siang hari, karena gedung yang dipakai berganti dengan Madrasah Ibtida’iyyah, di samping tenaga gurunya yang sangat terbatas. Kepala Guru dipegang langsung oleh K. A. Zawawi.
Pada tanggal, 18 Agustus 1970 (bertepatan dengan tanggal, 17 Ramadhan) K.A. Zawawi berpulang ke rahmatulllah.
Beberapa tahun kemudian Madrasah “Masalikil Huda” berkembang dengan pesat, sehingga pada saat ini madrsah ‘’ Masalikil Huda” Tahunan Jepara mengelola beberapa lembaga pendidikan, yaitu:
1.     Taman Kanak-kanak Tarbiyatul Athfal
2.     Madrasah Ibtida’iyah Masalikil Huda        (DIAKUI)
3.     Madrasah Tsanawiyah Masalikil Huda     (DIAKUI)
4.     Madrasah Aliyah Masalikil Huda                 (DISAMAKAN)
PENUTUP
Alhamdulillah, pembuatan sejarah singkat berdirinya Madrasah “Masalikil Huda” Tahunan Jepara telah selesai. Hal ini tentunya mengalami banyak kekurangan dan kelemahan.
Sejarah ini ditulis tidak lain hanyalah untuk mengenang para pendiri dan pendahulu kita yang telah bersusah payah mewujudkan keberadaan satu buah Lembaga Pendidikan note bene sebagai tempat dan pengembangan bagi generasi yang akan datang.
Tidak sia-sialah usaha yang telah dirintis oleh para beliau. Hal ini terbukti dengan berkembang pesatnya Lembaga Pendidikan yang pada saat ini patut menjadi marcusuar dalam peningkatan mutu pendidikan.
Semoga sejarah singkat ini dapat menggugah kepada kita sekalian dalam memajukan dan menumbuhkan semangat kebersamaan dalam rangka melanjutkan serta memperjuangkan pendidikan pada masa yang akan dating.
 Akhirnya kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkenan membantu kami dalam menyelesaikan sejarah singkat Madrasah Masalikil Huda ini. Kurang lebihnya mohon ma’af . saran dan kritik senantiasa kami harapkan demi kesempurnaan  sejarah ini.



NAMA TOKOH MADRASAH MASALIKIL HUDA TAHUNAN JEPARA

A.     Tokoh Utama                   : K.H. Abu Sujak
B.     Tokoh Penerus                                : K. Ahmad Zawawi
C.      Tokoh Pendukung          :
1.     Abu Sakiran (Sekalian)
2.     H. Abdul Manan
3.     H. Abdullah
4.     H. Ilyas
5.     To Diromo
6.     Herman
D.     Pengurus
1.     H. Abdullah Hadziq (sekalian)
2.     H. Mosleh Nasroen (sekalian)
3.     K. Mintono
4.     Samingun (sekalian)
5.     Muhtadi
6.     Mustam (sekalian)
7.     H. abdul Wahab
8.     H. Muhammad Sukron
9.     H. Hamim
10.H. Zubidi Mz
E.      Waqif
1.     H. Abdul Salam
2.     Ibu  Wuryan (sekalian)
3.     K. A. Suhaimi
4.     Irfan
F.      Pendidik/Guru
1.     K. Kurdi
2.     Ust. Rois
3.     Muhammad Noor
4.     H. Muhammad Faqih
5.     K. Asrori
6.     H. Abdul Hamid
7.     Drs. K.H. Fuadi Noor

1 comment: